Tubuh keduanya bertaut dengan pelukan hangat, keduanya menyalurkan rindu yang membuncah.
Marcell mengelus pipi Haekhal dengan lembut, tatapan matanya bertemu dengan tatapan mata cantik milik Haekhal.
“Tolong jangan tinggali saya lagi, Haekhal, saya sayang sekali sama kamu. Ayo berbahagia bersama-sama.”
Haekhal tersenyum, walau hatinya sangat sakit saat mendengar permohonan Marcell, ia baru pertama kali melihat Marcell serapuh ini.
“Jangan takut lagi ya, Abang, aku disini buat kamu, aku hidup juga buat kamu, jangan takut, Bang, aku juga sayang banget sama kamu.”
Marcell tersenyum saat mendengar kalimat yang keluar dari bibir cantik milik kekasihnya. Hati Marcell sedikit lega karena mendengar kalimat itu, ketakutan Marcell perlahan hilang saat tangannya bertaut dengan tangan Haekhal.
Marcell mengecup bibir Haekhal dengan lembut.
Marcell perlahan mengambil tangan cantik Haekhal lalu ia kembali tersenyum saat cincin cantik masih terpasang dijari manis Haekhal. Marcell mengecup berkali-kali tangan Haekhal.
“Cincin ini tolong jangan dilepas ya, Sayang.”
“Iya, Bang.”
b