kejutan

“Kakak, nanti nyanyi happy birthday buat Yayah, ya, yang udah Papah ajarin kemarin, oke?” Saat ini Meldrick dan Calio— sang anak sedang berbisik-bisik diruang tamu. Meldrick membawa kue besar dengan lilin angka 28 sedangkan Calio membawa bunga matahari yang cantik.

Meldrick tidak lupa akan hari bahagia Harenza, tidak mungkin ia melupakan itu, Meldrick hanya ingin membuat kejutan saja pada hari bahagia Harenza.

Meldrick sedang berusaha menghidupkan lilin angka itu dengan korek api.

Saat angka 28 itu menyala, Meldrick cepat-cepat mengajak Calio untuk naik menuju kamar Harenza.

“Kakak, buka pintunya, bisa?”

“Bisaaaa.” Jawab sang anak riang.

Saat pintu itu berhasil kebuka, anak kecil berusia 1 tahun itu menyanyikan lagu ulang tahun dengan sangat heboh, membuat Harenza yang sedang asik tiduran berjengit kaget.

Harenza terduduk dipinggir ranjang menatap sang suami dan sang anak yang sangat romantis membuat kejutan sederhana yang membuatnya tidak akan melupakannya seumur hidup. Tanpa sadar air mata mengalir dari ujung mata Harenza, ia melihat anaknya yang sangat pintar menyanyikan lagu ulang tahun.

“Tiup lilinnya, tiup lilinya, tiup lilinya sekarang juga! Sekarang jugaaaa~ Sekarang jugaaa~”

“Ayo tiup bareng-bareng.”

Ketiganya bersama-sama meniup angka 28 yang sudah hampir habis.

“Selamat ulang tahun Yayahhhh~” Calio memeluk perut besar Harenza dengan sangat erat, Harenza mengusap rambut Calio lalu mengecupnya.

“Happy birthday, Sayang, maaf ya udah buat kamu sedih hari ini, aku gak akan pernah lupa sama hari bahagia kamu. Selamat bertambah umur, Cintanya Meldrick. Semoga panjang umur.”

“Aamin.” Saat Meldrick mengucapkan doa, Harenza mengenggam tangannya dan mengucapkan aamin, semoga saja doa sang suami dapat terkabul.

“Sehat-sehat terus.”

“Aamin.”

“Lancar sampai lahiran.”

“Aamin.”

“Semoga semakin tua gak semakin galak.”

“A— anjing.”

Harenza mengatupkan bibirnya, karena ia tanpa sadar mengucapkan kata kasar didepan sang anak.

“Terimakasih ya, sayang-sayangnya Yayah. Sini peluk Yayah.” Harenza membuka tangannya mempersilahkan Meldrick untuk masuk dalam pelukan hangatnya.

Meldrick menaruh kue diatas nakas sebelah ranjang. Ia berjongkok menyamakan tingginya dengan perut Harenza. Ia mengecup perut Harenza berkali-kali.

“Sehat-sehat ya, Kembar. Papah, Yayah, Kakak disini nunggu kalian, sampai jumpa empat bulan lagi, Nak.”

Harenza mengelus rambut Meldrick dengan lembut.

Ketiganya saling berpelukan, saling menyalurkan kasih sayangnya satu sama lain.

Written by brownieszt