Hari ini dengan angin malam yang sejuk, Marcell biarkan air matanya mengalir dengan deras, ia biarkan sesak terus menyerang dadanya, ia biarkan kepalanya yang pening.

Hari ini adalah hari kehancuran Marcell, hari patah hati Marcell, mungkin juga hari terburuk Marcell.

Orang-orang selalu melihat Marcell adalah manusia yang sangat kuat, karena jarang sekali bahkan tidak pernah ada yang melihat Marcell menangis sekalipun. Padahal Marcell juga hanya manusia biasa, ada waktu bahkan sering Marcell meringkuk dengan air mata yang mengalir.

Hari ini Marcell kembali meringkuk dengan air mata yang terus mengalir deras, ia memeluk gulingnya dengan sangat erat untuk menahan isakannya.

“Kenapa... Untuk... Bahagia... Sangat sulit ya...”